SIBOLGA — Gubernur Sumatera Utara (Sumut) mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional terminal penumpang dan dermaga Pelabuhan Sambas, Sibolga, Minggu (17/3). Pelabuhan terbesar di Pantai Barat Sumut ini diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Sumut, khususnya Pantai Barat.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi, serta penekanan tombol sirene oleh Presiden Jokowi bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana, Walikota Sibolga Syarfi Hutauruk dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung. Turut hadir Ibu Negara Iriana Jokowi, Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis Edy Rahmayadi, Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad, dan unsur Fokopimda Sumut.
Presiden Jokowi, dalam sambutannya, mengharapkan agar Pelabuhan Sambas dapat kembali menjadi salah satu pelabuhan vital di Indonesia, karena pada tahun 1970-an pelabuhan ini merupakan salah satu pelabuhan paling terkenal.
“Pelabuhan ini waktu kita SD sangat terkenal sekali. Anak SD tahun 70-an tahu semuanya. Ini yang perlu kita bangkitkan lagi fungsi Pelabuhan Sibolga untuk mobilitas barang dan jasa,” ujar Jokowi.
Jokowi juga berharap, penataan dan pelayanan pelabuhan Sambas Sibolga dapat mendorong peningkatan distribusi logistrik barang dan jasa. "Kapasitas kontainernya bisa sampai 20.000 TEUs setahun, meningkat besar sekali, ukuran kapal dulu 2.000 GT sekarang sudah sampai ke 6.000 GT artinya kapal besar bersandar di sini," kata Presiden.
Presiden juga mengapresiasi penataan dan pengembangan yang telah dilakukan terhadap Pelabuhan Sambas Sibolga. Karena selain akan meningkatkan pertubuhan ekonomi, Pelabuhan Sambas juga menjadi pelabuhan modern yang memiliki desain terbaik se Asia Pasifik.
“Saya baru dibisikin sama Dirut Pelindo kalau desain Pelabuhan Sibolga ini menang sebagai desain terbaik di Asia Fasifik,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana menyampaikan, setelah dilakukan penataan dan pengembangan, Pelabuhan Sambas kini sudah terpadu dengan dermaga container dengan jarak yang cukup jauh, sehingga akan lebih nyaman. Selain itu dermaga multipurpose juga diperpanjang 153 meter dengan lebar 35 meter, pembangunan countainer yard, mooring berthing dolphin, satu fix crane untuk beban maksimal 40 ton dan skybridge 150 meter yang menghubungkan terminal penumpang dengan dermaga ferry.
“Peningkatan container yard juga drastis, karena per tahunnya Pelabuhan Sambas sanggup menangani hingga 20 ribu TEUs. Dan bila dulunya hanya mampu menangani satu kapal untuk bersandar di dermaga, kini Pelabuhan Sambas mampu menangani empat kapal sekaligus,” kata Bambang.
Selain itu, katanya, Pelindo I juga memperhatikan desain bangunan Terminal Penumpang Pelabuhan Sambas. Terdiri dari 2 lantai, memiliki rooftop seluas 2,766 meter2 dan desain yang menggabungkan unsur modern dan unik. Desain Terminal Penumpang Sambas mendapat penghargaan sebagai desain Terminal Terbaik se-Asia Pasifik.
Usai meresmikan Penataan dan Pengembangan Pelabuhan Sambas, Presiden bersama Gubernur dan rombongan menuju lokasi bom bunuh diri yang jaraknya hanya 300 meter dari pelabuhan. Selepas itu rombongan langsung menuju Bandara Dr. FL. Tobing Pinangsori, Tapanuli Tengah untuk terbang ke Halim Perdana Kusuma Jakarta dan mengakhiri kunjungan kerja tiga harinya di Sumatera Utara. (kemendagri.go.id)