JAKARTA — Inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 2019 sebesar 3,5%±1% (yoy) sejalan dengan perkembangan Indeks Harga Konsumen Februari 2019 yang mencatat deflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) Februari 2019 mengalami deflasi 0,08% (mtm), turun dibandingkan dengan perkembangan bulan lalu yang mengalami inflasi 0,32% (mtm). Deflasi IHK bersumber dari deflasi kelompok volatile food sedangkan kelompak inti dan kelompok administered price mencatat inflasi yang rendah. Inflasi IHK secara tahunan mencapai 2,57% (yoy), melambat dari perkembangan bulan lalu sebesar 2,82% (yoy). Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam sasaran inflasi sebesar 3,5%±1%.
Harga kelompok volatile food menurun pada 2019. Perkembangan ini mengakibatkan kelompok volatile food mengalami deflasi 1,30% (mtm) pada Februari 2019, setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,97% (mtm). Deflasi tersebut sesuai dengan pola musiman, namun lebih dalam dari rerata deflasi bulan Februari selama empat tahun terakhir sebesar 0,66% (mtm). Deflasi kelompok volatile food terutama dipengaruhi penurunan harga pada komoditas cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit dan wortel. Sementara itu, kelompok beras, bawang putih, dan mie kering instan mencatat inflasi yang rendah. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 0,33% (yoy), melambat dari 1,76% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Inflasi inti melambat sehingga turut menopang terkendalinya inflasi IHK dalam sasarannya. Inflasi inti tercatat 0,26% (mtm) pada Februari 2019, melambat dibandingkan dengan inflasi 0,30% (mtm) pada bulan sebelumnya. Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti ialah tarif sewa rumah, tarif kontrak rumah, nasi dengan lauk, emas perhiasan, mobil, dan upah pembantu rumah tangga. Secara tahunan, inflasi inti tercatat tidak berubah dibandingkan dengan perkembangan bulan lalu, yakni sebesar 3,06% (yoy). Inflasi inti yang terkendali tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.
Inflasi kelompok administered prices juga tetap rendah. Kelompok administered prices mencatat inflasi 0,06% (mtm) pada Februari 2019, setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,12% (mtm). Inflasi kelompok administered prices terutama bersumber dari tarif angkutan udara, tarif kereta api dan rokok kretek filter. Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 3,38% (yoy), tidak banyak berbeda dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya sebesar 3,39% (yoy).
Jakarta, 1 Maret 2019
DEPARTEMEN KOMUNIKASI
Agusman
Direktur Eksekutif