Notification

×

Iklan

Iklan

Serahkan 3.300 KIP di Jakarta, Presiden Jokowi Tegaskan Tidak Boleh Dipakai Beli Pulsa Apalagi HP

06 Maret 2019
Serahkan 3.300 KIP di Jakarta, Presiden Jokowi Tegaskan Tidak Boleh Dipakai Beli Pulsa Apalagi HP

JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, uang yang ada di Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diterima siswa SD, SMP, hingga SMA/SMK hanya bisa digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan sekolah dan pendidikan.

“Kalau di luar itu nanti, ini janjian ya, kartunya kita cabut. Enggak boleh untuk hal-hal yang lain,” tegas Presiden Jokowi saat menyerahkan 3.300 KIP di SLB Negeri Pembina, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (6/3) siang.

Presiden menjelaskan, KIP untuk SD dapat Rp450.000, SMP Rp750.000, dan untuk SMA/SMK Rp1.500.000 semuanya per tahun.

Saat berdialog dengan penerima KIP, ada yang menanyakan apakah anggarannya bisa digunakan untuk membeli handphone (HP), Presiden Jokowi menegaskan, tidak boleh.

“Beli pulsa aja enggak boleh, beli HP apalagi. Enggak boleh. Pak Menteri ini perlu diberi tahu lagi ini. Beli seragam boleh. Uangnya belum diambil kan? Kalau diambil nanti boleh beli seragam, beli buku. Kalau masih beli sepatu, beli tas sekolah boleh,” ujar Presiden Jokowi menjawab pertanyaan penerima KIP.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan, setelah KIP untuk SD, SMP, SMA/SMK, nantinya ke depan akan ada lagi yang namanya KIP untuk kuliah.

Untuk itu, Presiden berpesan kepada penerima KIP yang ingin kuliah pakai KIP kuliah harus belajar yang rajin, belajar keras agar bisa nanti kuliah, entah di akademi, bisa di universitas, bisa di perguruan tinggi.

“Silakan. Tapi yang paling penting anak-anak harus berprestasi dan memiliki semangat belajar yang baik ya,” tutur Presiden.

Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam laporannya menyampaikan, penerima KIP semua jenjang se-DKI sebanyak 31.299 siswa dengan nilai bantuan Rp4.111.000.180.875,00.

Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu antara lain Mendikbud Muhadjir Effendy, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Humas Setkab)