Notification

×

Iklan

Iklan

Kemasan Terigu Bogasari Ramah Lingkungan

28 November 2019
Kemasan Terigu Bogasari Ramah Lingkungan

JAKARTA — Sejak tahun 2013 dan sampai sekarang, Bogasari merupakan pabrik tepung terigu pertama dan satu-satunya di Indonesia yang sudah memakai kemasan ramah lingkungan dengan teknologi Bio Degradable. Kemasan yang dengan mudah akan terurai dalam tanah dalam waktu 2 tahun ini dipakai untuk produk terigu Bogasari kemasan 25 kg.

Hal itu dipaparkan Direktur Indofood Franciscus Welirang di hadapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, Kepala Balai Besar Karantina Tanjung Priok Purwo Widiarto, di ruang auditorium, di kawasan pabrik Bogasari, Tanjung Priok, Jakarta Utara usai pelepasan ekspor wheat bran pellet ke Filipina, Rabu (27/11/2019).
Acara pelepasan ekspor tersebut juga dihadiri Wakil Kepala Divisi Bogasari Erwin Sudharma, sejumlah Dirjen dan Kepala Badan di Kementan, anggota DPR, Walikota Jakarta Utara, dan sejumlah perwakilan dari lembaga karantina Tanjung Priok.
Lebih jauh, Franciscus yang juga Kepala Divisi Bogasari ini memaparkan, Umumnya waktu yang diperlukan untuk plastik dapar terdegradasi memerlukan waktu 500 - 1000 tahun. Walaupun plastik merupakan bahan organik, namun dikarenakan plastik merupakan polimer dengan ikatan kimia yang relatif stabil, biasanya diproduksi melalui proses polimerisasi termoseting, sehingga bersifat irreversible atau tidak dapat kembali ke bahan asal.
Yang membuat plastik/packaging bisa degradable setelah 2 tahun atau lebih dari 2 tahun atau pada periode waktu tertentu adalah penggunaan suatu additive yang aman jika kontak dengan makanan, halal dan non toxid yang digunakan untuk mempercepat proses degradasi packaging tersebut. Ini bergantung dari dosisnya.
“Semakin besar dosisnya maka degradasi semakin cepat terjadi; dan juga bergantung dari keberadaan degradable packaging tersebut. Semakin degradable packaging tersebut terkena paparan panas, air atau udara yang terus menerus maka akan semakin mudah terdegradasi,” jelas Franky.
Lebih jauh Franky memaparkan, jika degradable packaging dibuat dengan shelf life atau umur simpan selama 2 tahun, artinya sesudah 2 tahun, degradable packaging itu mulai degradasi sedikit demi sedikit. Mulai dari retak kecil, retak yang semakin besar, sobek kecil, sobek yang semakin besar, sampai pada akhirnya menjadi powder, hingga pada umur simpan berkisar 4 tahun maka degradable packaging ini akan hancur semuanya menjadi CO2 + H2O + Biomass dengan adanya aktivitas mikroba dalam tanah.

“Jika plastik packaging biasa yang degradasinya lama, memakan waktu beberapa dekade, dapat mencemari lingkungan karena dapat menyumbat saluran air (sistem drainase), dapat memenuhi sungai, dan tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu penyebab banjir. Selain itu jumlah plastik yang semakin menumpuk di pembuangan sampah menyita penggunaan lahan hijau,” tambahnya.

Ia pun berharap, Pemerintah mulai melakuakn gerakan kemasan degradable untuk kemasan aneka produk lainnya. Seperti beras, gula, garam dan masih banyak lagi. “Terbukti, sudah 6 tahun Bogasari memakai kemasan bio degradable tidak pengaruh kepada kualitas produk bahkan harga produk itu sendiri. Jadi aman dan tidak merugikan secara bisnis. Untuk masa depan lingkungan dan bumi, kenapa tidak memakai kemasan degradable,” ucap  Franky. 


▪ RAP