MERBABU — Suwandi (46 tahun), salah seorang relawan dari Dusun Kiyudan, Desa Ketundan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang yang salah satu Desa Penyangga Taman Nasional Gunung Merbabu. Kesederhanaan penampilan beliau ternyata berbanding terbalik dengan kekayaan energi dan semangat yang dimilikinya.
Sebagai relawan yang tergabung dalam Masyarakat Mitra Polhut (MMP) Taman Nasional Gunung Merbabu sejak 2010 dan Organisasi Masyarakat SAR Semesta Pakis, beliau turut berperan serta dalam berbagai pemadaman kebakaran yang terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu tanpa mengharap imbalan apapun. Tidak hanya sampai disana, kepeduliannya terhadap lingkungan memanggil beliau untuk berperan serta dalam kegiatan kemanusiaan dalam aktifitas Posko bencana angin kencang yang melanda beberapa dusun di sekitar Taman Nasional Gunung Merbabu yang terjadi pada bulan Oktober yang lalu.
Kesibukannya mempersembahkan tenaganya bersama dengan istrinya (yang pada saat menjalankan tugas kemanusiaan tersebut sambil menggendong anaknya yang berkebutuhan khusus) tentunya melebihi ekspektasi dimana sebagai manusia biasa yang memiliki ego tentu saja dirasa akan menjadi wajar apabila beliau dan keluarganya hanya berpangku tangan menanti bantuan datang mengingat keluarga ini sendiri juga menjadi korban terdampak dari adanya bencana tersebut.
Tantangan pengelolaan hutan konservasi saat ini tidak hanya melulu mengenai penyelamatan keanekaragaman hayati yang ada dalam kawasan konservasi. Berbagai aspek pengelolaan perlu menjadi perhatian pengelola kawasan konservasi termasuk sumberdaya manusia yang menjadi bagian kesatuan dari pengelolaan kawasan konservasi.
Tantangan pengelolaan hutan konservasi saat ini tidak hanya melulu mengenai penyelamatan keanekaragaman hayati yang ada dalam kawasan konservasi. Berbagai aspek pengelolaan perlu menjadi perhatian pengelola kawasan konservasi termasuk sumberdaya manusia yang menjadi bagian kesatuan dari pengelolaan kawasan konservasi.
Pada era millennial saat ini tuntutan terhadap sumber daya manusia pengelola dan penjaga lingkungan adalah menjadi manusia unggul yang peka terhadap lingkungan. Dalam lingkup konservasi sumber daya alam dan ekosistem, menumbuh kembangkan kepekaan dan semangat yang tinggi dalam menjaga kawasan konservasi mutlak diperlukan tidak hanya pada pengelola saja tetapi juga kepada masyarakat yang ada di sekitar kawasan konservasi.
Persembahan tenaga dan kepedulian yang beliau lakukan terhadap kawasan konservasi dan lingkungan sekitar tersebut seharusnya mampu menggugah hati nurani dan pola pikir kita sebagai manusia penjaga lingkungan bahwa banyak manusia unggul di sekitar kita yang rela mengorbankan dirinya bahkan dalam kondisi yang tidak biasa. Sikap, perilaku dan kesadaran yang dicontohkan oleh beliau, setidaknya mampu memberikan pesan kepada setiap manusia untuk mau membuka diri untuk menjaga lingkungan. Mari cintai Hutan!!
Persembahan tenaga dan kepedulian yang beliau lakukan terhadap kawasan konservasi dan lingkungan sekitar tersebut seharusnya mampu menggugah hati nurani dan pola pikir kita sebagai manusia penjaga lingkungan bahwa banyak manusia unggul di sekitar kita yang rela mengorbankan dirinya bahkan dalam kondisi yang tidak biasa. Sikap, perilaku dan kesadaran yang dicontohkan oleh beliau, setidaknya mampu memberikan pesan kepada setiap manusia untuk mau membuka diri untuk menjaga lingkungan. Mari cintai Hutan!!
▪ Sumber : Birgitta Karlina Pritta, S.Hut
Penyuluh Balai TN Gunung Merbabu