Notification

×

Iklan

Iklan

Ancaman Bencana Hidrometeorologi, Wagub Jatim Minta Masyarakat Tidak Panik

05 Januari 2020
Ancaman Bencana Hidrometeorologi, Wagub Jatim Minta Masyarakat Tidak Panik

SURABAYA  Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak meminta kepada seluruh masyarakat Jawa Timur untuk tidak panik akan adanya ancaman bencana hidrometeorologi atau bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor, dan puting beliung. Namun,  mantan Bupati Trenggalek itu berharap agar masyarakat tetap waspadai terhadap bencana tersebut.
“Masyarakat memang harus waspada apalagi usai melihat kondisi banjir yang terjadi di Jabodetabek. Namun, masyarakat jangan sampai panik dan tetap tenang. Semua elemen masyarakat harus bersiap-siap, sehingga ketika bencana terjadi semua sudah tertata,” ungkap Emil sapaan akrab Wagub Jatim itu saat meninjau pos komando (posko) penanggulangan siaga darurat bencana hidrometeorologi di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Prov. Jatim, Waru, Sidoarjo, Kamis (2/1/2020).
Emil menjelaskan, pihaknya bersama OPD terkait di lingkup Pemprov Jatim dan instansi vertikal telah melakukan koordinasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Selain itu, juga melakukan pengecekan dan inventarisasi segala ketersediaan peralatan termasuk alat berat untuk melakukan evakuasi saat bencana terjadi.

Untuk itu, pada saat peninjauan tersebut, Emil menyempatkan diri mengecek secara langsung peralatan pengolah data yang dimiliki BPBD Prov. Jatim untuk komunikasi dengan kab/kota dan BMKG. Termasuk ketersediaan perahu karet yang dimiliki dan ketersedian makanan darurat. Utamanya dalam pendistribusinya agar berjalan efektif ketika bencana terjadi.

"Saat banjir yang terpenting adalah ketersediaan makanan darurat. Dan kami juga sudah mencoba rasanya, insyaalloh kondisinya baik dan sudah ada tanggal expirednya. Sehingga, kelayakannya bisa dicek sebelum dikonsumsi,” terangnya.

Emil menambahkan, dalam kesiapan penanganan penanggulangan bencana ini kunci utamanya adalah bagaimana kecepatan dan respon yang diberikan. Dicontohkan, untuk Sungai Bengawan Solo misalnya ada yang disebut banjir kiriman. Dimana, hujannya tidak terjadi di Jatim tapi banjirnya dikirim dari Bengawan Solo. Karena, Sungai Bengawan Solo merupakan 30 persen hulunya di Jawa Tengah, namun hampir 70 persen hilirnya berada di Jatim.

“Karenannya, kami juga akan terus mengupdate dan memantau kondisi hujan yang terjadi di Bengawan Solo. Sehingga, kita bisa mengantisipasi terjadinya banjir kiriman,” tukas Emil sembari mengimbuhkan titik rawan banjir lainnya antar lain yaitu Sungai Brantas, Kali Lamong, dan Kali Kemuning untuk wilayah Madura.

Pada kesempatan tersebut, Emil juga membahas terkait pembuatan rencana operasi (renops) dalam rangka penanganan bencana hidrometeorologi. Untuk itu, dirinya bersama BPBD Prov. Jatim akan segera menginventarisir langkah-langkah yang dimungkinkan untuk mengantisipasi kesiapsiagaan atau kecepatan merespon saat terjadi bencana.

“Kita sudah sepakat bahwa akan kita bedah satu persatu dengan instansi terkait, mengenai draft renops yang sudah disusun. Mulai dari bagian mana yang mengurusi logistik, komunikasi, hingga langkah preventif seperti susur sungai dan susur bukit,” terangnya.

Turut mendampingi pada kegiatan tersebut, antara lain Asisten Pemerintahan Setda Prov. Jatim, Aster Kodam V Brawijaya, Karo Ops Polda Jatim, perwakilan Komisi E, perwakilan BMKG, perwakilan Basarnas, dan relawan kebencanaan. Serta pejabat OPD di lingkup Pemprov Jatim, diantaranya Kadis PU SDA, Kadis DLH, Kadis Sosial, Kadis Kesehatan, Kadis Kominfo, Ka Satpol PP, dan Kadis PU Bina Marga. (*)